
Setelah eksistensinya meroket pada 2021 lalu, trend transaksi jual-beli aset Non-Fungible Token atau NFT kini melandai.
Volume atau jumlah perdagangan, dan harga jual rata-rata aset NFT di marketplace menurun pada bulan Februari-Maret 2022 ini. Termasuk salahsatunya di marketplace terpopuler, OpenSea.
Berdasarkan riset pasar DappRadar, volume perdagangan NFT di OpenSea mengalami penurunan sebesar 30 persen dalam seminggu terakhir. Faktor utamanya adalah konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 24 Februari lalu.
“Kami melihat volume yang lebih sedikit untuk sementara waktu ini, meskipun masih banyak aktivitas namun konflik Ukraina jelas mengalihkan perhatian dari perdagangan NFT,” kata Pedro Herrera, senior analisis di DappRadar.
Dapat dilihat lebih jauh sebelumnya, volume penjualan bulanan dan harian NFT di OpenSea memang tercatat mengalami penurunan semenjak awal Februari sampai saat ini.
Selain mengikuti arus perdagangan NFT yang kini semakin viral, sehingga banyak pelaku bisnis baru. Seperti halnya permainan slot yang kini banyak digunakan untuk mencari kesenangan dan hiburan semata, jika menang hanyalah bonus dari sebuah keberuntungan. Game slot adalah game yang menghadirkan keseruan dan kesenangan, apabila menang akan merasakan sensasi yang luar biasa.
Menurut data dari situs analitik kripto Dune Analytics, total perdagangan NFT di blockchain Ethereum Opensea per 1 Februari, adalah sebesar 3,56 miliar dollar AS (sekitar Rp 50,7 triliun).
Penurunan terjadi pada sebulan kemudian pada 1 Maret dengan volume transaksi NFT hanya sebesar 643,8 juta dollar AS (berkisar Rp 9,1 triliun).
Padahal belum lama ini, rekor tercetak telah diraih dan menjadikan nilai volume tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan yang sama dari Dune Analytics, volume perdagangan bulanan untuk karya di NFT 3,85 miliar dollar AS atau setara Rp 55,3 triliun pada 1 Januari 2022.